Ket Foto : Kantor Pemerintah Kabupaten Asahan Dinas Perikanan
BALAINEWS.CO.ID, Asahan – Bebasnya Puluhan Tank Kerang yang beropesi di perairan Asahan tepatnya di Desa Silo Baru Kecamatan Silo Laut Kabupaten Asahan dan sekitarnya membuat Pemerintah Desa setempat mengaku bingung menghadapi tekanan dari masyarakatnya yang mendesak untuk bertindak agar kapal Tank Kerang tersebut ditangkap karena melanggar kesepakatan antara pemerintah desa dan pengusaha kapal.
Dengan bebasnya tank Kerang sehingga harapan warga terancam / gulung tikar karena Kerang tak dapat lagi ditemukan dipinggir pantai perairan asahan demikian dikatakan sejumlah nelayan Traditional belum lama ini.
Kepala Desa Silo Baru Ahmad Sofyan saat ditemui awak media pada (9/11/21) mengaku meminta pihak keamanan laut seperti Pol Airut dan TNI Angkatan laut lebih peka menyahuti keluhan warganya,
sejauh ini pihakya telah mengajukan protes kepada pihak keamanan dan nenyurati Badan Keamaanan laut untuk mengabil tindakan,
diakuinya banyaknya Terumbu dan alat tangkap nelayan rusak dan mengalani kerugian puluhan juta rupiah karena alat tangkap kerang dan Sotong rusa berat akibat ulah Tank Kerang yang beroperasi menggunakan mesin Trawl,
” Pada tahun sebelumnya pihak Pol Airut tingkat Provinsi dan pihak Polsek Air Joman telah memediasi antara pihak nelayan karena sejumlah kontak fisik terjadi antara pihak nelayan Traditional dan Nelayan Tank Kerang , namun kesepakatn itu tampaknya mulai dikangkangi pihak lain,”keluh Sofyan.
Menurut sofyan ada sejumlah kesepakatan yang diduga dilanggar pihak pengusaha Tank Kerang Zona A hanya boleh di usahai oleh nelayan traditional sedang Zone B yang melewati bibir pantai bileh dimasuki Tank Kerang naun belakanagan ini kespakatan itu hanya prasasti belaka
Sekira 80 Kapal Tank Kerang beropesi dari mulai pukul 08,00 WIB hingga pukul 16 WIB dengan membawa pulang hasil tangkapan sekira 300 karung per satu kapal membawa hasil tangkapannya menuju kota madya TanjungBalai melewati perairan Asahan dan melewati Pos Kemanan setiap harinya tanpa meghiraukan Pendapatan Asli Daerah Asahan (PAD) yang tidak terserap dan menepikan tangisan nelayan kecil diperkirakan sekira ratusan Ton perbulan Kerang Asahan dibawa ke Tanjung Balai.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Hajairin saat dikonfirmasi awak media diruangannya mengaku telah berangkat ke Jakarta bersama Kades juga Bupati menemui kementrian kelautan untuk membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang membidangi pelangar aturan kelautan, ia juga mengakui miris melihat kejadian di perairan Asahan itu, ungkap Hajirin
(ZN/bn)